Aku Takut Ayah - "Susahnya ANAK susahnya Orang tua", itulah kata yang sering aku ingat dari Orang tuaku terkhusus AYAH-ku yang selalu memberiku semangat. Ia selalu menasehatiku dikala aku sedang gundah dan gelisah seakan tak ingin sesuatu terjadi pada anaknya.
Kisah yang tak pernah aku lupakan adalah ketika pertama kali ayah membelikanku sepeda, dimana pada waktu itu aku ditinggal oleh teman-temanku disebuah tempat yang kurang aku kenal, sehingga aku pulang sendirian. Dari situlah timbul empati dari Orang tuaku untuk membelikanku sepeda, betapa senangnya diriku pada waktu itu, hal-hal yang memang aku inginkan akhirnya diturutin, walau memang aku belum begitu bisa naik sepeda tapi aku sering melihat dan kadang minjam sepeda tetanggaku, alhasil sedikit-sedikit sudah bisa. Hingga pada suatu hari karena saking asyiknya main sepedaan, aku lupa melakukan kebiasaanku seperti ngaji, istirahat, sholat dan belajar sehingga aku dimarahin oleh ayahku. Kenapa meski ayah yang marahin aku ? Dulu, orang yang paling aku takuti adalah Ayahku sehingga jika aku melakukan kesalahan aku langsung dimarahin ayah, sedang kalo ibu aku kurang menanggapi jika beliau bicara atau ngomong.
Seiring bertambahnya usia kini aku mulai sadar, dari apa yang Ayahku katakan ternyata semuanya benar. Mulai dari ia sering marah, karena memang aku yang bandel, hingga hal yang mungkin sangat extreme yang mungkin dapat ia lakukan untuk ku terutama untuk keluarga. Dibalik itu semua ternyata itu adalah merupakan bentuk kasih sayang yang ia berikan kepadaku hingga saat ini aku bisa menjadi seperti ini.
Ayah Kini KITA berjauhan, aku merindukan MARAH mu Ayah, karena bagiku Marahmu adalah Motivasi buatku, dalam marahmu ada sesuatu yang istimewa,
Dulu, kita sering bercanda tawa dengan ibu dan kakak, kadang kita sering memojokan ibu sampai ibu marah.
Kapan hal itu akan terjadi lagi ?
Menanti Kehendak dari-Mu.
Ya allah, berilah kami umur yang panjang, sehingga kami dapat berkumpul kembali dengan keluarga kami dan Izinkan aku melebur segala dosaku terhadap ayah dan ibuku yang jauh disana, pertemukanlah kami atas kehendak-Mu.
"I MISS YOU MY PARENT"
[read more..]
Kisah yang tak pernah aku lupakan adalah ketika pertama kali ayah membelikanku sepeda, dimana pada waktu itu aku ditinggal oleh teman-temanku disebuah tempat yang kurang aku kenal, sehingga aku pulang sendirian. Dari situlah timbul empati dari Orang tuaku untuk membelikanku sepeda, betapa senangnya diriku pada waktu itu, hal-hal yang memang aku inginkan akhirnya diturutin, walau memang aku belum begitu bisa naik sepeda tapi aku sering melihat dan kadang minjam sepeda tetanggaku, alhasil sedikit-sedikit sudah bisa. Hingga pada suatu hari karena saking asyiknya main sepedaan, aku lupa melakukan kebiasaanku seperti ngaji, istirahat, sholat dan belajar sehingga aku dimarahin oleh ayahku. Kenapa meski ayah yang marahin aku ? Dulu, orang yang paling aku takuti adalah Ayahku sehingga jika aku melakukan kesalahan aku langsung dimarahin ayah, sedang kalo ibu aku kurang menanggapi jika beliau bicara atau ngomong.
Seiring bertambahnya usia kini aku mulai sadar, dari apa yang Ayahku katakan ternyata semuanya benar. Mulai dari ia sering marah, karena memang aku yang bandel, hingga hal yang mungkin sangat extreme yang mungkin dapat ia lakukan untuk ku terutama untuk keluarga. Dibalik itu semua ternyata itu adalah merupakan bentuk kasih sayang yang ia berikan kepadaku hingga saat ini aku bisa menjadi seperti ini.
Ayah Kini KITA berjauhan, aku merindukan MARAH mu Ayah, karena bagiku Marahmu adalah Motivasi buatku, dalam marahmu ada sesuatu yang istimewa,
Dulu, kita sering bercanda tawa dengan ibu dan kakak, kadang kita sering memojokan ibu sampai ibu marah.
Kapan hal itu akan terjadi lagi ?
Menanti Kehendak dari-Mu.
Ya allah, berilah kami umur yang panjang, sehingga kami dapat berkumpul kembali dengan keluarga kami dan Izinkan aku melebur segala dosaku terhadap ayah dan ibuku yang jauh disana, pertemukanlah kami atas kehendak-Mu.
"I MISS YOU MY PARENT"